10 Indikator Indonesia Sehat Menuju Bangsa yang Lebih Sejahtera
- Indikator Kesehatan Fisik
- Indikator Kesehatan Mental
- Indikator Kesehatan Gizi
- Indikator Akses Layanan Kesehatan
-
- Indikator Utama Akses Layanan Kesehatan
- Hambatan Akses Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil
- Peran Pemerintah dalam Menjamin Akses Layanan Kesehatan yang Merata
- Strategi Peningkatan Akses Layanan Kesehatan di Daerah Tertinggal
- Dampak Positif Peningkatan Akses Layanan Kesehatan terhadap Angka Kematian Ibu dan Bayi
- Indikator Sanitasi dan Lingkungan
- Terakhir: 10 Indikator Indonesia Sehat
10 Indikator Indonesia Sehat merupakan gambaran komprehensif mengenai kondisi kesehatan masyarakat Indonesia. Indikator ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kesehatan fisik dan mental, gizi, akses layanan kesehatan, hingga sanitasi dan lingkungan. Memahami indikator-indikator ini sangat penting untuk membangun strategi pembangunan kesehatan yang efektif dan terarah, guna mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
Dengan menganalisis data dari berbagai indikator kesehatan, kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sistem kesehatan nasional, serta merumuskan kebijakan yang tepat sasaran. Pemahaman yang mendalam tentang indikator-indikator ini akan membantu kita untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam hal kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Indikator Kesehatan Fisik

Kesehatan fisik merupakan pilar penting dalam pembangunan kesehatan nasional. Indikator-indikator kesehatan fisik memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan masyarakat Indonesia secara menyeluruh, membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan dan program kesehatan yang tepat sasaran. Pemahaman yang komprehensif terhadap indikator ini krusial untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat.
Tiga Indikator Kesehatan Fisik Utama di Indonesia
Beberapa indikator utama yang mencerminkan kondisi kesehatan fisik masyarakat Indonesia meliputi angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI), dan prevalensi stunting. Ketiga indikator ini saling berkaitan dan menunjukkan kualitas layanan kesehatan, akses terhadap nutrisi, serta tingkat kesejahteraan masyarakat.
Tabel Indikator Kesehatan Fisik
Indikator | Deskripsi | Data Terkini (Perkiraan) | Implikasi terhadap Kesehatan Nasional |
---|---|---|---|
Angka Kematian Bayi (AKB) | Jumlah kematian bayi (usia < 1 tahun) per 1000 kelahiran hidup. | 16 per 1000 kelahiran hidup (data sementara, perlu verifikasi dari sumber resmi) | Menunjukkan kualitas layanan kesehatan ibu dan bayi, akses terhadap nutrisi, dan sanitasi. AKB yang tinggi mengindikasikan masalah kesehatan serius yang memerlukan penanganan segera. |
Angka Kematian Ibu (AKI) | Jumlah kematian ibu akibat kehamilan, persalinan, atau nifas per 100.000 kelahiran hidup. | 305 per 100.000 kelahiran hidup (data sementara, perlu verifikasi dari sumber resmi) | Menunjukkan akses dan kualitas layanan kesehatan reproduksi, tingkat pendidikan ibu, dan status gizi ibu. AKI yang tinggi mencerminkan kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas. |
Prevalensi Stunting | Proporsi balita (usia 0-59 bulan) yang mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. | 21% (data sementara, perlu verifikasi dari sumber resmi) | Berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak, menurunkan produktivitas di masa depan, dan meningkatkan beban kesehatan masyarakat jangka panjang. |
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indikator Kesehatan Fisik
Berbagai faktor kompleks saling berkaitan dan mempengaruhi indikator kesehatan fisik. Faktor-faktor tersebut meliputi akses dan kualitas layanan kesehatan, status ekonomi dan sosial, pendidikan, sanitasi dan lingkungan, serta akses terhadap nutrisi yang cukup dan berkualitas. Misalnya, kurangnya akses ke fasilitas kesehatan berkualitas dapat meningkatkan AKB dan AKI, sementara rendahnya status gizi dapat meningkatkan prevalensi stunting.
Dampak terhadap Produktivitas Masyarakat
Kesehatan fisik yang buruk berdampak signifikan terhadap produktivitas masyarakat. Tingginya AKB dan AKI mengurangi jumlah penduduk usia produktif, sementara stunting dapat mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya manusia, mengurangi kemampuan belajar dan bekerja secara optimal. Hal ini pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.
Tantangan dalam Pengumpulan Data dan Monitoring
Pengumpulan data dan monitoring indikator kesehatan fisik di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, antara lain keterbatasan akses ke daerah terpencil, kurangnya tenaga kesehatan terlatih, sistem pencatatan dan pelaporan yang belum optimal, serta kendala pendanaan. Akurasi data juga dapat terpengaruh oleh kualitas data yang dilaporkan dari berbagai fasilitas kesehatan.
Ilustrasi Dampak Kurangnya Akses Layanan Kesehatan
Bayangkan sebuah desa terpencil di daerah pegunungan, jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai. Ibu hamil di desa tersebut kesulitan mendapatkan perawatan antenatal yang memadai, sehingga risiko kematian ibu dan bayi meningkat. Anak-anak di desa tersebut juga rentan terhadap penyakit infeksi karena sanitasi yang buruk dan akses terbatas terhadap air bersih. Akibatnya, angka kematian bayi dan prevalensi stunting di desa tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan daerah dengan akses layanan kesehatan yang baik.
Kondisi ini menggambarkan bagaimana kurangnya akses layanan kesehatan dapat secara langsung dan signifikan mempengaruhi indikator kesehatan fisik.
Indikator Kesehatan Mental
Kesehatan mental merupakan pilar penting dalam pembangunan manusia Indonesia. Indikator kesehatan mental yang baik mencerminkan tingkat kesejahteraan psikologis masyarakat, berdampak signifikan pada produktivitas dan kemajuan bangsa. Dua indikator utama yang akan dibahas berikut ini memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan mental masyarakat Indonesia.
Prevalensi gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan, serta tingkat bunuh diri, menjadi indikator penting untuk mengukur kesehatan mental masyarakat. Data yang akurat dan komprehensif mengenai prevalensi ini sangat krusial untuk perencanaan intervensi yang efektif. Tingkat akses dan pemanfaatan layanan kesehatan mental juga merupakan indikator yang menunjukkan sejauh mana masyarakat mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah kesehatan mental mereka.
Ketersediaan layanan kesehatan mental yang memadai dan terjangkau, serta kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental, akan meningkatkan angka pemanfaatan layanan tersebut.
Indikator Utama Kesehatan Mental di Indonesia
Berikut dua indikator utama yang mencerminkan kesehatan mental masyarakat Indonesia:
- Prevalensi Gangguan Mental: Angka ini menunjukkan seberapa banyak penduduk Indonesia yang mengalami gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, dan gangguan lainnya. Data prevalensi diperoleh melalui survei kesehatan mental yang komprehensif, melibatkan berbagai metode pengumpulan data, termasuk wawancara dan pemeriksaan medis. Tingginya prevalensi gangguan mental mengindikasikan kebutuhan akan peningkatan layanan kesehatan mental dan program pencegahan.
- Tingkat Bunuh Diri: Angka bunuh diri merupakan indikator yang cukup sensitif terhadap kesehatan mental masyarakat. Meningkatnya angka bunuh diri dapat menandakan masalah kesehatan mental yang serius dan membutuhkan perhatian segera. Analisis data bunuh diri perlu mempertimbangkan faktor-faktor penyebab, seperti depresi, tekanan sosial, dan akses ke metode bunuh diri.
Strategi Peningkatan Kesehatan Mental di Indonesia
Peningkatan kesehatan mental di Indonesia memerlukan strategi terpadu dan komprehensif. Beberapa strategi kunci meliputi:
- Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan mental di seluruh Indonesia, termasuk di daerah terpencil.
- Pengembangan program pencegahan dan promosi kesehatan mental di sekolah, tempat kerja, dan komunitas.
- Pelatihan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat umum dalam mendeteksi dan mengatasi masalah kesehatan mental.
- Pengurangan stigma terhadap penyakit mental melalui kampanye edukasi publik.
- Integrasi kesehatan mental ke dalam sistem layanan kesehatan primer.
- Peningkatan dukungan kebijakan pemerintah untuk kesehatan mental.
Dampak Stres dan Depresi terhadap Produktivitas Ekonomi Nasional
Stres dan depresi memiliki dampak signifikan terhadap produktivitas ekonomi nasional. Kondisi ini dapat menurunkan produktivitas pekerja, meningkatkan absensi, dan mengurangi kualitas pekerjaan. Sebagai contoh, studi kasus di beberapa perusahaan besar menunjukkan penurunan produktivitas hingga 20% akibat masalah kesehatan mental karyawan. Hal ini berakibat pada kerugian ekonomi yang cukup besar bagi perusahaan dan negara.
Rekomendasi Kebijakan untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Masyarakat
Meningkatkan alokasi anggaran untuk kesehatan mental, mengembangkan program pencegahan yang komprehensif di semua tingkatan, serta memperkuat sistem rujukan dan pemantauan untuk memastikan akses yang merata dan kualitas layanan kesehatan mental yang optimal. Integrasi kesehatan mental dalam kebijakan pembangunan nasional juga sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental masyarakat.
Program Pencegahan Penyakit Mental dan Indikator Kesehatan Mental
Program pencegahan penyakit mental yang efektif dapat meningkatkan indikator kesehatan mental dengan cara mengurangi prevalensi gangguan mental dan angka bunuh diri. Program-program ini dapat berupa intervensi di tingkat individu, keluarga, komunitas, dan sistem layanan kesehatan. Contohnya, program edukasi di sekolah tentang manajemen stres dan keterampilan hidup dapat mengurangi risiko gangguan mental pada anak dan remaja. Sementara itu, program dukungan di tempat kerja dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Indikator Kesehatan Gizi

Kesehatan gizi merupakan pilar penting dalam pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Indikator-indikator kesehatan gizi mencerminkan status gizi penduduk dan memberikan gambaran tentang keberhasilan upaya peningkatan gizi. Pemahaman yang komprehensif terhadap indikator-indikator ini sangat krusial untuk merancang strategi intervensi yang efektif dan terarah.
Beberapa indikator utama kesehatan gizi perlu diperhatikan secara saksama untuk mengukur keberhasilan program dan intervensi gizi di Indonesia. Data yang akurat dan terkini sangat dibutuhkan untuk memantau perkembangan dan membuat kebijakan yang tepat sasaran.
Indikator Utama Kesehatan Gizi di Indonesia, 10 indikator indonesia sehat
Tiga indikator utama kesehatan gizi yang perlu diperhatikan di Indonesia meliputi prevalensi stunting, prevalensi wasting, dan prevalensi obesitas. Ketiga indikator ini saling berkaitan dan mencerminkan kompleksitas masalah gizi di Indonesia.
Tabel Indikator Gizi
Indikator Gizi | Data Terkini (Perkiraan) | Faktor Penyebab | Strategi Penanganan |
---|---|---|---|
Stunting (Anak < 5 tahun dengan tinggi badan terlalu rendah untuk usianya) | Data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dibutuhkan untuk angka yang akurat. Sebagai gambaran, angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi. | Kekurangan gizi kronis selama masa kehamilan dan 1000 hari pertama kehidupan, sanitasi buruk, akses air bersih terbatas, rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi, kemiskinan. | Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, intervensi gizi spesifik (suplementasi mikronutrien), diversifikasi pangan, peningkatan sanitasi dan air bersih, program pemberdayaan ekonomi keluarga. |
Wasting (Anak < 5 tahun dengan berat badan terlalu rendah untuk tinggi badannya) | Data terbaru dari SSGI dibutuhkan untuk angka yang akurat. Menunjukkan masalah gizi akut. | Penyakit infeksi, kurangnya akses makanan bergizi, pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat. | Penanganan penyakit infeksi, peningkatan akses makanan bergizi, edukasi tentang pemberian makanan pendamping ASI yang tepat, program pemberian makanan tambahan. |
Obesitas (Kelebihan berat badan atau lemak tubuh) | Data terbaru dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dibutuhkan untuk angka yang akurat. Angka obesitas di Indonesia cenderung meningkat. | Konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, faktor genetik, perubahan gaya hidup. | Promosi pola makan sehat, peningkatan aktivitas fisik, edukasi tentang bahaya obesitas, intervensi perilaku. |
Kelompok Rentan Terdampak Masalah Gizi
Kelompok rentan yang paling terdampak masalah gizi di Indonesia meliputi bayi, balita, ibu hamil, dan anak sekolah. Kelompok ini memiliki kebutuhan gizi yang tinggi dan rentan terhadap kekurangan atau kelebihan gizi.
Contoh Program Pemerintah yang Efektif
Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan program perbaikan gizi ibu hamil merupakan contoh program pemerintah yang efektif dalam meningkatkan kesehatan gizi masyarakat. Program-program ini memberikan akses pada makanan bergizi dan edukasi gizi kepada kelompok rentan.
Kampanye Edukasi Pentingnya Gizi Seimbang
Kampanye edukasi yang efektif dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang. Kampanye ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti media sosial, televisi, radio, dan poster. Pesan kampanye harus sederhana, mudah dipahami, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Kampanye dapat menekankan pentingnya mengonsumsi makanan beragam, seimbang, dan bergizi.
Indikator Akses Layanan Kesehatan
Akses layanan kesehatan merupakan pilar penting dalam mewujudkan Indonesia yang sehat. Indikator ini mencerminkan seberapa mudah masyarakat mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan, terlepas dari lokasi geografis, ekonomi, atau latar belakang sosial mereka. Akses yang merata dan berkualitas tinggi sangat krusial untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian, khususnya di kalangan ibu dan bayi.
Indikator Utama Akses Layanan Kesehatan
Dua indikator utama yang mencerminkan akses layanan kesehatan di Indonesia adalah persentase penduduk yang memiliki akses ke fasilitas kesehatan dasar, seperti puskesmas atau klinik, dan persentase penduduk yang menggunakan layanan kesehatan prenatal, postnatal, dan imunisasi. Data-data ini memberikan gambaran mengenai jangkauan layanan kesehatan dan seberapa banyak masyarakat memanfaatkannya.
Hambatan Akses Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil
Di daerah terpencil, akses layanan kesehatan seringkali terhambat oleh beberapa faktor, seperti keterbatasan infrastruktur jalan, minimnya tenaga kesehatan terlatih, dan ketersediaan obat-obatan yang terbatas. Kondisi geografis yang sulit dijangkau, ditambah dengan kurangnya transportasi yang memadai, membuat masyarakat kesulitan mendapatkan perawatan medis yang tepat waktu. Hal ini berdampak signifikan pada angka kematian ibu dan bayi, serta kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Peran Pemerintah dalam Menjamin Akses Layanan Kesehatan yang Merata
Pemerintah memegang peran sentral dalam menjamin akses layanan kesehatan yang merata. Upaya ini meliputi pembangunan dan peningkatan fasilitas kesehatan di daerah terpencil, penempatan tenaga kesehatan yang terlatih di daerah tersebut, serta penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan yang memadai. Program-program pemerintah seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga bertujuan untuk memastikan akses layanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang kemampuan ekonomi.
Strategi Peningkatan Akses Layanan Kesehatan di Daerah Tertinggal
- Peningkatan infrastruktur jalan dan transportasi untuk memudahkan akses ke fasilitas kesehatan.
- Penambahan jumlah tenaga kesehatan terlatih, khususnya di daerah terpencil, melalui program beasiswa dan insentif.
- Penggunaan teknologi telemedicine untuk memberikan konsultasi dan perawatan jarak jauh.
- Peningkatan ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan di fasilitas kesehatan di daerah terpencil melalui sistem logistik yang efisien.
- Sosialisasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia.
Dampak Positif Peningkatan Akses Layanan Kesehatan terhadap Angka Kematian Ibu dan Bayi
Peningkatan akses layanan kesehatan akan berdampak signifikan terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi. Bayangkan sebuah desa terpencil yang sebelumnya hanya memiliki satu bidan dengan akses terbatas ke alat kesehatan. Dengan peningkatan akses, desa tersebut kini memiliki puskesmas dengan dokter dan perawat yang terlatih, serta alat kesehatan yang memadai. Ibu hamil dapat memperoleh perawatan prenatal yang berkualitas, sehingga risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan dapat diminimalisir.
Bayi yang lahir juga akan mendapatkan perawatan postnatal yang optimal, termasuk imunisasi lengkap, mengurangi risiko kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Secara visual, kita dapat membayangkan grafik angka kematian ibu dan bayi yang menurun drastis seiring dengan peningkatan akses layanan kesehatan, menunjukkan dampak positif yang nyata terhadap kualitas hidup masyarakat.
Indikator Sanitasi dan Lingkungan
Sanitasi dan lingkungan yang bersih merupakan pilar penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Kualitas lingkungan hidup secara langsung berdampak pada tingkat kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, pemantauan indikator sanitasi dan lingkungan menjadi krusial dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Dua indikator utama yang mencerminkan kondisi sanitasi dan lingkungan di Indonesia adalah akses terhadap sanitasi layak dan kualitas udara. Kedua hal ini saling berkaitan dan berpengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Akses terhadap sanitasi yang buruk dapat menyebabkan penyakit menular, sementara polusi udara dapat memicu berbagai masalah pernapasan dan kesehatan lainnya.
Indikator Sanitasi dan Lingkungan serta Dampaknya
Indikator | Kondisi Terkini | Dampak terhadap Kesehatan | Solusi yang Dapat Diterapkan |
---|---|---|---|
Akses terhadap Sanitasi Layak (akses jamban dan pengelolaan limbah rumah tangga) | Meskipun terjadi peningkatan akses sanitasi dalam beberapa tahun terakhir, masih terdapat sejumlah besar penduduk Indonesia yang belum memiliki akses jamban layak dan sistem pengelolaan limbah yang memadai, terutama di daerah pedesaan. | Kurangnya akses sanitasi layak dapat menyebabkan penyebaran penyakit diare, kolera, tifus, dan penyakit menular lainnya melalui kontaminasi air dan makanan. Hal ini berdampak pada peningkatan angka kesakitan dan kematian, khususnya pada anak-anak. | Peningkatan akses jamban sehat melalui program pembangunan jamban dan penyediaan fasilitas sanitasi umum. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan higiene. Pengembangan sistem pengelolaan limbah yang aman dan berkelanjutan. |
Kualitas Udara (Tingkat polusi udara) | Kualitas udara di beberapa kota besar di Indonesia masih tergolong buruk, terutama akibat polusi kendaraan bermotor dan industri. Tingkat partikulat udara (PM2.5) seringkali melebihi standar baku mutu yang ditetapkan. | Polusi udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Polusi udara juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kanker paru-paru. | Penerapan kebijakan pengendalian emisi kendaraan bermotor dan industri. Peningkatan penggunaan transportasi umum yang ramah lingkungan. Pengembangan energi terbarukan. Penghijauan kota dan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau. |
Dampak Pencemaran Lingkungan terhadap Kesehatan Masyarakat Indonesia
Pencemaran lingkungan di Indonesia, yang meliputi polusi udara, air, dan tanah, memiliki dampak yang sangat luas terhadap kesehatan masyarakat. Paparan terhadap polutan lingkungan dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit ringan seperti iritasi mata dan kulit hingga penyakit kronis yang mengancam jiwa. Anak-anak dan kelompok rentan seperti lansia dan penderita penyakit kronis lebih rentan terhadap dampak negatif pencemaran lingkungan.
Program Peningkatan Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan
- Kampanye edukasi kesehatan lingkungan kepada masyarakat.
- Pembangunan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi umum.
- Pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan masyarakat.
- Penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan.
- Pengembangan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah.
- Pemantauan kualitas lingkungan secara berkala.
Pengelolaan Sampah yang Baik untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan dan Kesehatan
Pengelolaan sampah yang baik merupakan kunci dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Hal ini mencakup pengurangan, pemilahan, pengolahan, dan pendaurulangan sampah. Dengan mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, kita dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan, seperti pencemaran air dan tanah, serta penyebaran penyakit.
Contohnya, program bank sampah yang melibatkan masyarakat dalam pemilahan dan pendaurulangan sampah, dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA dan sekaligus memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Selain itu, penggunaan kompos dari sampah organik dapat meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Terakhir: 10 Indikator Indonesia Sehat

Kesimpulannya, memantau dan meningkatkan 10 indikator Indonesia Sehat merupakan langkah krusial dalam membangun bangsa yang lebih sehat dan sejahtera. Perbaikan di setiap indikator akan berdampak positif secara berkelanjutan, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat. Kerja sama antar berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga kesehatan, hingga masyarakat sendiri, sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini.


What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow