Sistem Ekonomi yang Diterapkan di Indonesia
- Sejarah Sistem Ekonomi Indonesia
-
- Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia dari Masa ke Masa
- Perbandingan Sistem Ekonomi Indonesia pada Tiga Periode Berbeda
- Faktor-Faktor Kunci yang Memengaruhi Perubahan Sistem Ekonomi Indonesia
- Kebijakan Ekonomi Utama dan Dampaknya pada Setiap Periode
- Karakteristik Utama Sistem Ekonomi pada Setiap Periode
- Sistem Ekonomi Indonesia Saat Ini
- Peran Lembaga Ekonomi di Indonesia
-
- Peran Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro
- Fungsi Kementerian Keuangan dalam Mengelola Keuangan Negara dan Kebijakan Fiskal
- Peran Lembaga Ekonomi Lainnya: OJK dan BPS
- Tabel Peran dan Fungsi Lembaga Ekonomi
- Interaksi Antar Lembaga Ekonomi dan Kontribusinya terhadap Perekonomian Indonesia
- Integrasi Ekonomi Internasional dan Dampaknya: Sistem Ekonomi Yang Diterapkan Di Indonesia
- Kebijakan Ekonomi Makro dan Mikro di Indonesia
- Ringkasan Akhir
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia merupakan hasil evolusi panjang, bermula dari masa penjajahan hingga era reformasi saat ini. Perjalanan ini menunjukkan bagaimana Indonesia beradaptasi dengan berbagai pengaruh global dan domestik, membentuk sistem ekonomi yang unik dan dinamis, dengan perpaduan antara prinsip pasar bebas dan peran aktif pemerintah. Memahami sejarah dan perkembangannya sangat penting untuk menganalisis kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan mengantisipasi tantangan di masa depan.
Indonesia saat ini mengadopsi sistem ekonomi campuran, mengkombinasikan elemen-elemen ekonomi pasar dan ekonomi terencana. Pemerintah berperan penting dalam mengatur dan mengarahkan perekonomian, sementara sektor swasta menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Pertanian, industri, dan jasa merupakan sektor-sektor utama yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Namun, sistem ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti kesenjangan ekonomi, infrastruktur yang belum merata, dan persaingan global yang ketat.
Sejarah Sistem Ekonomi Indonesia
Perjalanan sistem ekonomi Indonesia sejak masa penjajahan hingga era reformasi menunjukkan dinamika yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Dari sistem ekonomi yang eksploitatif di masa kolonial hingga upaya pembangunan nasional yang beragam, perkembangannya mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai kemandirian ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia dari Masa ke Masa
Sebelum kemerdekaan, Indonesia berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda, yang menerapkan sistem ekonomi ekstraktif. Sumber daya alam dieksploitasi untuk kepentingan Belanda, sementara perekonomian rakyat tertinggal. Setelah kemerdekaan, Indonesia mengalami berbagai periode dengan sistem ekonomi yang berbeda-beda, mulai dari sistem ekonomi terpimpin pada masa Orde Lama, Orde Baru dengan pendekatan pembangunan yang terpusat, hingga era Reformasi dengan fokus pada desentralisasi dan pasar bebas.
Perbandingan Sistem Ekonomi Indonesia pada Tiga Periode Berbeda
Tabel berikut memberikan gambaran perbandingan sistem ekonomi Indonesia pada tiga periode penting:
Periode | Sistem Ekonomi | Kebijakan Utama | Dampak |
---|---|---|---|
Sebelum Kemerdekaan (masa kolonial) | Ekstraktif, berorientasi ekspor komoditas mentah | Monopoli perdagangan, eksploitasi sumber daya alam, pertanian ekspor | Kesenjangan ekonomi yang tajam, ketergantungan ekonomi pada kolonial, kemiskinan meluas |
Orde Baru (1966-1998) | Ekonomi pembangunan terpusat, pembangunan berorientasi pertumbuhan | Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), pembangunan infrastruktur, industrialisasi, ekspor non-migas | Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, peningkatan infrastruktur, namun juga disertai dengan korupsi dan kesenjangan sosial |
Era Reformasi (1998-sekarang) | Desentralisasi, pasar bebas, orientasi pada pasar global | Deregulasi, privatisasi, otonomi daerah, integrasi ekonomi regional (ASEAN) | Peningkatan daya saing, pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif, peningkatan peran swasta, tantangan globalisasi |
Faktor-Faktor Kunci yang Memengaruhi Perubahan Sistem Ekonomi Indonesia
Perubahan sistem ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi pergantian rezim politik, ideologi pembangunan, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Faktor eksternal meliputi pengaruh globalisasi, perubahan harga komoditas dunia, dan dinamika geopolitik internasional.
Kebijakan Ekonomi Utama dan Dampaknya pada Setiap Periode
Setiap periode memiliki kebijakan ekonomi utama yang berbeda dan menghasilkan dampak yang beragam. Misalnya, kebijakan Repelita di era Orde Baru mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun juga memicu masalah korupsi dan kesenjangan sosial. Di era Reformasi, deregulasi dan privatisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, namun juga menimbulkan tantangan dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Karakteristik Utama Sistem Ekonomi pada Setiap Periode
Sistem ekonomi sebelum kemerdekaan dicirikan oleh eksploitasi sumber daya alam dan ketergantungan pada kolonial. Orde Baru menekankan pada pertumbuhan ekonomi terpusat dan pembangunan infrastruktur besar-besaran. Era Reformasi, menekankan desentralisasi, pasar bebas, dan integrasi ekonomi global. Perbedaan ini mencerminkan perubahan paradigma pembangunan ekonomi di Indonesia.
Sistem Ekonomi Indonesia Saat Ini

Indonesia menganut sistem ekonomi campuran, menggabungkan elemen-elemen ekonomi pasar dan ekonomi terencana. Sistem ini menekankan peran penting sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, namun juga mengakui peran pemerintah dalam mengatur dan mengarahkan perekonomian agar berjalan secara efisien dan berkeadilan.
Sistem ini terus berevolusi seiring dengan perubahan dinamika global dan kebutuhan domestik. Pemerintah secara aktif berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, mendorong inovasi, dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
Peran Pemerintah dalam Sistem Ekonomi Indonesia
Pemerintah Indonesia memiliki peran yang signifikan dalam sistem ekonomi campuran ini. Peran tersebut meliputi perumusan kebijakan fiskal dan moneter, pengaturan regulasi untuk berbagai sektor, serta intervensi langsung dalam beberapa sektor ekonomi strategis. Regulasi yang dikeluarkan bertujuan untuk melindungi konsumen, mendorong persaingan usaha yang sehat, dan memastikan keberlanjutan sumber daya alam.
Intervensi pemerintah bisa berupa pemberian subsidi, insentif pajak, atau proyek infrastruktur besar untuk mendorong pertumbuhan di sektor-sektor tertentu. Contohnya, subsidi pupuk untuk mendukung sektor pertanian atau pembangunan infrastruktur jalan tol untuk meningkatkan konektivitas dan logistik.
Kontribusi Sektor Ekonomi Utama terhadap PDB Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung oleh kontribusi beragam sektor. Sektor jasa, industri, dan pertanian merupakan pilar utama perekonomian. Sektor jasa, yang meliputi perdagangan, pariwisata, dan keuangan, secara konsisten berkontribusi paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Industri manufaktur juga berperan penting, menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan barang ekspor. Sementara itu, sektor pertanian, meskipun kontribusinya terhadap PDB relatif lebih kecil dibandingkan sektor jasa dan industri, tetap vital dalam menyediakan pangan dan menyerap tenaga kerja, terutama di pedesaan.
Perlu dicatat bahwa proporsi kontribusi masing-masing sektor terhadap PDB dapat berubah dari tahun ke tahun tergantung pada berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan inovasi teknologi.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Indonesia
- Kelebihan:
- Fleksibilitas dalam merespon perubahan ekonomi global.
- Adanya ruang bagi pertumbuhan sektor swasta dan inovasi.
- Potensi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi melalui program-program pemerintah.
- Kekurangan:
- Rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global.
- Tantangan dalam mengendalikan inflasi dan defisit anggaran.
- Kesenjangan ekonomi antar wilayah masih cukup besar.
Tantangan Utama Sistem Ekonomi Indonesia, Sistem ekonomi yang diterapkan di indonesia
Tantangan utama yang dihadapi sistem ekonomi Indonesia saat ini meliputi: menjaga stabilitas ekonomi makro di tengah ketidakpastian global, meningkatkan daya saing produk dalam negeri, mengurangi kesenjangan ekonomi dan pembangunan antar wilayah, serta menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini membutuhkan kebijakan yang komprehensif dan terintegrasi, serta kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Peran Lembaga Ekonomi di Indonesia

Sistem ekonomi Indonesia yang kompleks dan dinamis membutuhkan peran aktif berbagai lembaga ekonomi untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan. Lembaga-lembaga ini bekerja secara terintegrasi, saling berkoordinasi untuk mencapai tujuan ekonomi makro yang telah ditetapkan. Pemahaman mengenai peran masing-masing lembaga ini krusial untuk memahami bagaimana perekonomian Indonesia berfungsi.
Peran Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral memiliki peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan perekonomian makro Indonesia. Tugas utamanya mencakup pengaturan dan pengawasan moneter, menjaga stabilitas nilai rupiah, serta mengelola inflasi. BI menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter, seperti suku bunga acuan (BI7DRR), operasi pasar terbuka, dan cadangan wajib untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan menjaga stabilitas harga.
Keberhasilan BI dalam mengendalikan inflasi dan menjaga nilai tukar rupiah secara signifikan berkontribusi pada iklim investasi yang kondusif dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebagai contoh, kebijakan BI dalam menurunkan suku bunga acuan di masa pandemi COVID-19 bertujuan untuk menstimulus perekonomian yang terdampak.
Fungsi Kementerian Keuangan dalam Mengelola Keuangan Negara dan Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan kebijakan fiskal. Peran Kemenkeu meliputi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penghimpunan penerimaan negara (pajak, bea cukai, dan lain-lain), serta pengeluaran negara untuk membiayai berbagai program pembangunan. Kemenkeu juga berperan dalam mengelola utang negara dan memastikan pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel. Kebijakan fiskal yang tepat dan efektif dari Kemenkeu sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan pemerataan pembangunan.
Sebagai contoh, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digulirkan Kemenkeu selama pandemi COVID-19 bertujuan untuk meredam dampak ekonomi negatif pandemi.
Peran Lembaga Ekonomi Lainnya: OJK dan BPS
Selain BI dan Kemenkeu, terdapat lembaga ekonomi lain yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertugas mengawasi dan mengatur sektor jasa keuangan untuk melindungi konsumen dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan data statistik yang menjadi dasar perencanaan dan pengambilan kebijakan ekonomi. Data BPS sangat penting bagi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk memahami kondisi perekonomian dan mengambil keputusan yang tepat.
Tabel Peran dan Fungsi Lembaga Ekonomi
Lembaga | Fungsi Utama | Instrumen/Kebijakan | Kontribusi terhadap Perekonomian |
---|---|---|---|
Bank Indonesia (BI) | Menjaga stabilitas moneter dan nilai tukar rupiah | Suku bunga acuan, operasi pasar terbuka, cadangan wajib | Menciptakan iklim investasi yang kondusif, mengendalikan inflasi |
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) | Mengelola keuangan negara dan kebijakan fiskal | APBN, penghimpunan pajak, pengeluaran negara | Mendukung pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, pemerataan pembangunan |
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) | Mengawasi dan mengatur sektor jasa keuangan | Regulasi dan pengawasan lembaga jasa keuangan | Melindungi konsumen, menjaga stabilitas sistem keuangan |
Badan Pusat Statistik (BPS) | Mengumpulkan dan menyebarkan data statistik | Survei dan sensus | Memberikan informasi akurat untuk perencanaan dan pengambilan kebijakan |
Interaksi Antar Lembaga Ekonomi dan Kontribusinya terhadap Perekonomian Indonesia
Lembaga-lembaga ekonomi di Indonesia bekerja secara sinergis. Contohnya, BI berkoordinasi dengan Kemenkeu dalam menentukan kebijakan makroprudensial untuk menjaga stabilitas ekonomi. Data statistik dari BPS digunakan oleh BI dan Kemenkeu untuk menyusun kebijakan moneter dan fiskal yang tepat sasaran. OJK bekerja sama dengan BI dalam mengawasi sektor jasa keuangan untuk mencegah krisis keuangan. Interaksi dan koordinasi yang efektif antar lembaga ini sangat penting untuk menciptakan stabilitas ekonomi makro, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Integrasi Ekonomi Internasional dan Dampaknya: Sistem Ekonomi Yang Diterapkan Di Indonesia
Indonesia, sebagai negara berkembang dengan perekonomian yang dinamis, memiliki keterkaitan erat dengan perekonomian global. Partisipasi aktif dalam perdagangan internasional dan kerjasama ekonomi regional menjadi kunci pertumbuhan dan perkembangannya. Integrasi ekonomi internasional ini membawa dampak signifikan, baik positif maupun negatif, yang perlu dipahami untuk merumuskan strategi pembangunan yang tepat.
Keikutsertaan Indonesia dalam Perdagangan Internasional dan Kerjasama Ekonomi Regional
Indonesia secara aktif terlibat dalam berbagai perjanjian perdagangan internasional dan kerjasama ekonomi regional, terutama melalui keanggotaannya di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Keikutsertaan ini membuka akses pasar bagi produk-produk Indonesia ke negara-negara anggota ASEAN dan negara-negara mitra dagang lainnya. Sebagai contoh, Indonesia mengekspor berbagai komoditas seperti minyak sawit, batu bara, dan produk manufaktur ke berbagai negara di dunia, sementara juga mengimpor barang-barang modal dan bahan baku untuk mendukung industri domestik.
Kerjasama regional melalui ASEAN juga mencakup harmonisasi kebijakan ekonomi, fasilitasi investasi, dan peningkatan konektivitas antar negara anggota.
Dampak Globalisasi terhadap Perekonomian Indonesia
Globalisasi telah membawa dampak yang kompleks bagi perekonomian Indonesia. Dampak positif meliputi peningkatan investasi asing, akses teknologi yang lebih luas, dan perluasan pasar ekspor. Namun, globalisasi juga menimbulkan tantangan, seperti persaingan yang semakin ketat, kerentanan terhadap fluktuasi ekonomi global, dan potensi hilangnya lapangan kerja di sektor-sektor tertentu yang kurang kompetitif. Sebagai contoh, masuknya produk impor murah dapat menekan industri dalam negeri, menuntut peningkatan daya saing dan efisiensi produksi.
Peran Investasi Asing Langsung (FDI) dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Investasi Asing Langsung (FDI) memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. FDI memberikan akses ke modal, teknologi, dan keahlian manajemen yang dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing industri dalam negeri. Investasi ini umumnya terkonsentrasi di sektor-sektor seperti manufaktur, pertambangan, dan infrastruktur. Sebagai contoh, masuknya FDI di sektor manufaktur telah berkontribusi pada peningkatan kapasitas produksi dan ekspor, menciptakan lapangan kerja, dan mentransfer teknologi ke Indonesia.
Strategi Indonesia dalam menghadapi persaingan ekonomi global berfokus pada peningkatan daya saing, diversifikasi ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pengembangan infrastruktur. Hal ini mencakup upaya untuk meningkatkan efisiensi produksi, mengembangkan inovasi teknologi, dan membangun ketahanan ekonomi terhadap guncangan global.
Potensi dan Tantangan Indonesia dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital
Era ekonomi digital menawarkan potensi besar bagi Indonesia, terutama dengan jumlah penduduk yang besar dan penetrasi internet yang terus meningkat. Potensi ini mencakup pengembangan ekonomi digital, e-commerce, dan industri kreatif digital. Namun, tantangannya meliputi kesenjangan digital, perlindungan data pribadi, dan pengembangan infrastruktur digital yang memadai. Pemerintah perlu mendorong pengembangan infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah, memberdayakan UMKM untuk beradaptasi dengan ekonomi digital, dan menciptakan regulasi yang mendukung perkembangan ekonomi digital yang sehat dan berkelanjutan.
Kebijakan Ekonomi Makro dan Mikro di Indonesia
Sistem ekonomi Indonesia mengadopsi sistem ekonomi campuran, memadukan unsur-unsur pasar bebas dengan intervensi pemerintah. Hal ini tercermin dalam penerapan kebijakan ekonomi makro dan mikro yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai stabilitas ekonomi dan pertumbuhan berkelanjutan. Pemahaman perbedaan dan interaksi kedua jenis kebijakan ini krusial untuk menganalisis kinerja ekonomi Indonesia.
Perbedaan Kebijakan Ekonomi Makro dan Mikro
Kebijakan ekonomi makro berfokus pada pengelolaan ekonomi secara menyeluruh, meliputi variabel-variabel ekonomi besar seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan neraca pembayaran. Sasarannya adalah menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, kebijakan ekonomi mikro berfokus pada aspek-aspek ekonomi yang lebih spesifik, misalnya perilaku konsumen dan produsen di pasar tertentu, efisiensi pasar, dan alokasi sumber daya.
Sasarannya adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas di tingkat mikro, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi makro.
Contoh Kebijakan Ekonomi Makro di Indonesia
Indonesia menerapkan berbagai kebijakan makro untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Dua contoh utama adalah kebijakan moneter dan fiskal.
- Kebijakan Moneter: Dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) melalui pengaturan suku bunga, cadangan wajib bank, dan operasi pasar terbuka untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Contohnya, BI dapat menaikkan suku bunga acuan untuk mengurangi inflasi yang tinggi.
- Kebijakan Fiskal: Dilakukan oleh pemerintah melalui pengaturan pendapatan dan pengeluaran negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Contohnya, pemerintah dapat meningkatkan belanja infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi atau menurunkan pajak untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Tujuan dan Dampak Kebijakan Ekonomi Makro
- Tujuan Kebijakan Moneter: Menjaga stabilitas harga, nilai tukar, dan sistem keuangan.
- Dampak Kebijakan Moneter: Peningkatan stabilitas harga dapat mengurangi ketidakpastian ekonomi, sementara penyesuaian suku bunga dapat mempengaruhi investasi dan konsumsi.
- Tujuan Kebijakan Fiskal: Mendukung pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan pemerataan pendapatan.
- Dampak Kebijakan Fiskal: Peningkatan belanja pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, namun dapat juga meningkatkan defisit anggaran. Penurunan pajak dapat meningkatkan daya beli masyarakat, tetapi juga dapat mengurangi pendapatan negara.
Contoh Kebijakan Ekonomi Mikro di Indonesia
Kebijakan ekonomi mikro di Indonesia banyak berfokus pada peningkatan daya saing UMKM dan peningkatan efisiensi pasar.
- Kebijakan UMKM: Pemerintah memberikan berbagai dukungan kepada UMKM, seperti akses pembiayaan, pelatihan, dan pemasaran. Contohnya, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan berbagai program pelatihan kewirausahaan.
Tujuan dan Dampak Kebijakan Ekonomi Mikro
- Tujuan Kebijakan UMKM: Meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontribusi UMKM terhadap perekonomian.
- Dampak Kebijakan UMKM: Peningkatan pendapatan dan lapangan kerja di sektor UMKM, peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Interaksi Kebijakan Makro dan Mikro
Kebijakan makro dan mikro saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, kebijakan moneter yang menurunkan suku bunga (kebijakan makro) dapat mendorong peningkatan investasi dan kredit bagi UMKM (kebijakan mikro). Sebaliknya, peningkatan produktivitas dan daya saing UMKM (kebijakan mikro) dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan (kebijakan makro). Ilustrasi deskriptifnya dapat dibayangkan sebagai sebuah ekosistem ekonomi: kebijakan makro menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil dan kondusif, sementara kebijakan mikro berupaya mengoptimalkan fungsi setiap komponen dalam ekosistem tersebut.
Keseimbangan dan sinergi antara keduanya sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi secara menyeluruh.
Ringkasan Akhir

Sistem ekonomi Indonesia, dengan segala kompleksitas dan dinamika yang dimilikinya, merupakan cerminan dari perjalanan sejarah dan upaya adaptasi terhadap perubahan global. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, potensi ekonomi Indonesia tetap besar. Dengan kebijakan yang tepat dan terarah, serta dukungan dari berbagai lembaga ekonomi, Indonesia berpeluang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.


What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow